Menurut kantor berita Associated Press, komitmen Prancis itu diutarakan Presiden Nicolas Sarkozy saat menerima kunjungan pemimpin pemberontak dari Dewan Transisi Nasional, Mustafa Abdel-Jalil, di Paris, Rabu waktu setempat. "Kami akan membantu kalian. Kami akan lebih intensif lagi melakukan serangan [udara]," kata Sarkozy kepada Abdel-Jalil. Mantan pejabat Libya yang membelot itu memang meminta Prancis lebih gencar lagi menyerang pasukan Khadafi. Juru bicara Kementrian Luar Negeri Prancis, Christine Fages, mengungkapkan bahwa mereka mengerahkan sejumlah perwira penghubung untuk mendampingi utusan khusus ke basis pemberontak di Benghazi. Para perwira militer itu bukanlah pasukan tempur dan tidak akan melatih persenjataan kepada pemberontak. Mereka akan membantu urusan logistik dan organisasional, kata seorang diplomat Prancis. Italia pun melakukan yang sama, dengan berencana mengirim sepuluh instruktur militer. Namun, Menteri Pertahanan Italia, Ignazio La Russa, menegaskan bahwa mereka bukan untuk ditugaskan melakukan misi tempur. Dengan demikian, Italia dan Prancis mengikuti langkah Inggris, yang sehari sebelumnya mengumumkan pengiriman 20 prajurit senior ke Libya. Menurut Menteri Luar Negeri Inggris, William Hague, mereka hanya berfungsi sebagai penasihat militer bagi pasukan pemberontak.
TOTAL SOLUTION FOR PROMOTION PARTNER Office : JL.AHMAD YANI 45B (0331) 424289 JEMBER JAWA-TIMUR INDONESIA
Kamis, 21 April 2011
Italia dan Prancis Kirim Tentara ke Libya
Menurut kantor berita Associated Press, komitmen Prancis itu diutarakan Presiden Nicolas Sarkozy saat menerima kunjungan pemimpin pemberontak dari Dewan Transisi Nasional, Mustafa Abdel-Jalil, di Paris, Rabu waktu setempat. "Kami akan membantu kalian. Kami akan lebih intensif lagi melakukan serangan [udara]," kata Sarkozy kepada Abdel-Jalil. Mantan pejabat Libya yang membelot itu memang meminta Prancis lebih gencar lagi menyerang pasukan Khadafi. Juru bicara Kementrian Luar Negeri Prancis, Christine Fages, mengungkapkan bahwa mereka mengerahkan sejumlah perwira penghubung untuk mendampingi utusan khusus ke basis pemberontak di Benghazi. Para perwira militer itu bukanlah pasukan tempur dan tidak akan melatih persenjataan kepada pemberontak. Mereka akan membantu urusan logistik dan organisasional, kata seorang diplomat Prancis. Italia pun melakukan yang sama, dengan berencana mengirim sepuluh instruktur militer. Namun, Menteri Pertahanan Italia, Ignazio La Russa, menegaskan bahwa mereka bukan untuk ditugaskan melakukan misi tempur. Dengan demikian, Italia dan Prancis mengikuti langkah Inggris, yang sehari sebelumnya mengumumkan pengiriman 20 prajurit senior ke Libya. Menurut Menteri Luar Negeri Inggris, William Hague, mereka hanya berfungsi sebagai penasihat militer bagi pasukan pemberontak.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar